ANTARA CITA CITA DAN RIDHO ORANG TUA
Saya ingin berbagi tentang pengalaman langkah saya memasuki universitas, sewaktu saya masih duduk dibangku smk, kedua orang tua saya sudah menekankan kepada saya , saya harus bisa duduk dibangku kuliah. Bisa dikatakan itu adalah cita cita kedua orang tua saya , alasan mengapa orang tua saya sangat menekan kepada saya karena mereka ingin saya memiliki nasib yang lebih baik dari mereka yang notabene hanya lulusan SMA.
Harapan mereka saya memiliki nasib yang baik, bisa mengangkat derajat orang tua saya. Kembali ke topik awal, perjalanan saya menuju bangka kuliah bisa dikatakan banyak sekali lika liku yang saya hadapi, seperti gagal dalam seleksi snmptn, setelah saya gagal dalam seleksi snmptn saya memutuskan untuk mengikuti bimbingan belajar di suatu tempat untuk persiapan seleksi universitas selanjutnya.
Beberapa bulan berlalu saya terus belajar dan memantaskan diri untuk mengikuti seleksi selanjutnya, dorongan dan support selalu diberikan oleh kedua orang tua saya supaya saya tetap semangat dalam berusaha . beberapa waktu berlalu akhirnya saya kembali mengikuti seleksi politeknik di depok, saya sangat antusias dalam mengikuti test itu begitupun kedua orang tua saya. Saya belajar bersungguh – sungguh.
Karena terlalu antusias saya adalah pendaftar awal dalam seleksi tersebut dan selanjutnya diikuti oleh teman teman saya di tempat les dan teman disekolah, saya sempat minder ketika teman teman saya yang bisa dikatakan pintar mereka ikut mengikuti seleksi tersebut, perasaan ngedown takut gagal lagi terus menghinggapi saya, tetapi saya terus mensugesti ke diri saya bahwa saya mampu jika saya mau berusaha dan optimis, tiba di hari seleksi saya sangat percaya diri dalam mengerjakan soal seleksi hingga selesai, setelah seleksi selesai prasaan cemas memikirkan hasil terus menghantui saya hingga hari pengumuman.
Dihari pengumuman semakin berdegug kencang lah jantung saya perasaan cemas terus menghantui saya, perasaan takut mengecewakan kedua orang tua saya. Hingga pengumuman itu bisa dilihat dengan akun saya, ketika saya mulai log-in saya terus berdoa nasib baik akan datang pada saya, ketika saya lihat hasil seleksi deg saya dinyatakan gagal dalam seleksi sontak tangis saya tidak bisa terbendung, rasa malu pada diri sendiri gagal edua kalinya, dan rasa malu dengan orang tua karena mengecewakan mereka . rasa takut untuk memberi tahu kepada mereka bahwa saya gagal dalam seleksi terus membayangi, hingga saya memberanikan diri untuk mengatakan kepada mereka bahwa saya gagal, mata ini tidak mampu menatap wajah kedua orang tua karena saya malu telah mengecewakan mereka dan takut dimarahi.
Tanpa disangka mereka tidak marah saat mengetahui hasil saya, kata kata yang selalu saya ingat” tidak apa kamu gagal kedua kalinya, percayalah de dibalik kegagalan allah akan memberikan hadiah yang indah untuk kamu, terus berikhtiar untuk mencapai segala keinginan kamu, doa ibu bapa selalu untuk kamu” ketika saya mendengar kata kata itu kembali terpecah tangis saya dihadapan mereka, mereka terus menguatkan saya agar saya tetap semangat dan tidak meyerah.
Beberapa hari berlalu saya mendapat kabar dari universitas gunadarma bahwa saya mendapat potongan biaya jika saya berkuliah disana, bisa dikatakan potonganya sangat lumayan, sontak saya langsung memberi tahu kedua orag tua saya dan mereka langsung menyuruh saya untuk datang ke kampus untuk konfirmasi, awalnya saya tidak mau terburu buru untuk mendaftar ke universitas swasta, karena saya masih sangat ingin ikut seleksi PTN selanjutnya tapi apa daya kehendak orang tua tidak bisa saya bantah akhirnya saya datang untuk melakukan konfirmasi mengenai biaya perkuliahan dll, ketika saya kembali kerumah saya langsung bicara dengan orang tua saya mengenai hal tadi , akhirnya kedua orang tua saya memutuskan untuk saya berkuliah di gunadarma alasan mereka karena lokasi yang dekat dengan rumah karena masih dalam lingkup depok.
kembali lagi saya nangis menolak karena saya masih sangat ingin ikut seleksi karena cita cita mendasar saya adalah menjadi seorang guru, perdebatan panjang saya lalui dengan orang tua saya akhirnya orang tua saya mengambil jalan tengah dengan tetap mendaftarkan saya di gunadarma, dan saya tetap diperbolehkan mengikuti seleksi, walaupun ibu saya mengatakan sangat berat memberikan izin untuk saya mengikuti seleksi karena kampus yang saya pilih letaknya diluar kota yang pastinya memaksa saya harus kos diluar kota dan jauh dari mereka.
Akhirnya saya tetap nekat mengikuti seleksi, walaupun kedua orang tua saya kurang merestui, keyakinan saya tetap teguh untuk menggapai cita cita saya, akhirnya saya pun mengikti test selama 1 hari, ketika saya melihat hasil seleksi kembali lagi saya gagal ketiga kalinyaa, yaa saya gagal lagi saya hancur lagi itulah yang ada dipikiran saya. Ketika orang tua saya tahu mereka hanya tersenyum melihat saya. Mereka mengatakan “ Nak segala hal yang dilalui tanpa restu ibu bapa tidak akan berjalan mulus” saya tertunduk mendengar kata kata itu, lalu orang tua saya menyarankan agar saya mengikuti keinginan mereka untuk berkuliah di gunadarma dengan berbagai pertimbangan salah satunya adalah faktor jarak, dan bisa dikatakan saya anak yang manja dengan ibu saya itu sebabnya ibu saya tidak setuju saya mengikuti seleksi kampus diluar kota.
Akhirnya saya mengiyakan keinginan kedua orang tua saya walaupun diawali dengan berat hati, tetapi ketika saya berfikir dengan tenang saya paham alasan kedua orang tua saya, toh saya berkuliah disini pun saya bisa melanjutkan bidang akuntansi yang saya dapat di smk, dan saya yakin segala hal yang diridoi orang tua allah akan memberikan saya jalan kemudahan untuk perkuliahan saya. Dan saya tetap tekat pada diri saya selepas saya mendapat gelar sarjana S1 saya, saya memiliki keinginan untuk melanjutkan jenjang saya ke pendidikan akuntansi saya tetap ingin menjadi guru ataupun dosen. Mudah mudahan kedua orang tua saya selalu senantiasa memberikan doa dan restu untuk saya amin
